Judul Artikel :
Upaya
Peningkatan Motivasi Siswa dalam Belajar Matematika
melalui
Kisah Tokoh Besar Matematika
Upaya
Peningkatan Motivasi Siswa dalam Belajar Matematika
melalui
Kisah Tokoh Besar Matematika
Siti Munirah
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak
Penelitian ini merupakan eksperimen
terhadap kelas IV SD di Bandung pada pelajaran Matematika, materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan ribuan. Masalah
yang melatarbelakangi penelitian ini diantaranya adalah motivasi belajar materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan ribuan siswa yang masih rendah. Tujuan penelitian ini
adalah: 1) untuk mengkaji apakah penyampaian kisah tokoh besar di bidang
matematika sebelum materi pelajaran disampaikan mampu meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar matematika; 2) untuk mengidentifikasi keberhasilan proses
mengajar menggunakan teknik penyampaian motivasi melalui kisah tokoh besar di
bidang matematika dengan menganalisis ketuntasan belajar matematika siswa pada
materi penjumlahan dan pengurangan ribuan; 3) untuk mengidentifikasi tanggapan
siswa terhadap pelajaran Matematika sebelum dan sesudah belajar matematika
dengan menyampaikan kisah tokoh besar di bidang matematika. Metode penelitian menggunakan metode
kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini diharapakan menjadi acuan guru untuk
meningkatkan kualitas mengajar. Berdasarkan analisis terhadap data-data yang
terkumpul melalui instrumen penelitian, maka kesimpulan umum dari penelitian
ini adalah: 1) terjadi peningkatan motivasi siswa setelah mendapatkan kisah
tokoh besar matematika; 2) sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif
terhadap pemebelajaran matematika setelah diberikan motivasi; 3) sebagian besar
siswa mendapatkan ketuntasan dalam belajar matematika dalam materi penjumlahan
dan pengurangan ribuan.
Kata kunci : mathfobia,
motivasi belajar, inspirasi tokoh besar.
Pendahuluan
Hampir sebagian siswa
sekolah dasar tidak menyukai pelajaran matematika, terutama menjumlahkan dan
megurangkan bilangan ribuan. Materi ini
dianggap sulit dan menakutkan. Sebanyak
70% dari 20 siswa sekolah dasar kelas 4 berpendapat bahwa materi tersebut sulit.
Menurut Shaleh (2008:31) gejala ini disebut dengan gejala mathfobia. Kurangnya
motivasi siswa dalam menerima materi pelajaran sering menimbulkan beberapa
masalah yang dihadapi guru ketika kegiatan belajar berlangsung. Tugas seorang guru menjadi lebih berat ketika
siswanya mengeluh dan tidak dapat
menjawab soal latihan dan berujung pada hasil belajar yang tidak memuaskan.
Keadaan seperti ini terjadi ketika siswa belajar menghitung bilangan yang
memiliki lebih dari dua angka. Mereka
cenderung keliru kemudian mengeluh dan merasa sulit untuk mengerjakanya
kembali. Masalah ini dapat diatasi
dengan pemberian motivasi kepada siswa. Motivasi yang kuat dapat memberikan
energi bagi siswa untuk mampu menghadapi berbagai rintangan yang ada dihadapannya,
termasuk ketika belajar matematika.
Pemberian motivasi
dilakukan sebelum memasuki materi pelajaran dengan memberikan cerita inspiratif
yang dapat menggugah emosi siswa untuk memahami materi pelajaran. Salah satunya, kisah tokoh besar di bidang matematika yang
memiliki kaitan dengan materi yang akan diajarkan. Banyak tokoh–tokoh yang dapat memberikan
inspirasi dan membuat siswa terkagum–kagum.
Terutama kisah para tokoh yang pada usia kanak–kanak mampu memberikan
kontribusinya terhadap matematika. Misalnya
Carl Friedrich Gauss pada usia 10 tahun mampu menghitung 100 bilangan puluh
ribuan dalam hitungan detik dapat dijadikan inspirasi.
Bukan hanya meningkatkan
motivasi, kisah tokoh matematika juga dapat meningkatkan wawasan siswa terhadap
sejarah perkembangan matematika. Ellison
(Shaleh,2008:26) mengatakan bahwa otak manusia tidak dapat memperhatikan dan
mengingat semua pelajaran yang tidak menarik, membosankan dan tidak menggugah
emosi. Penyampain kisah tokoh ini
menjadi hal yang menarik dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat
memahami materi pelajaran dan memiliki motivasi untuk meningkatkan hasil
belajar mereka.
Tujuan artikel ini adalah : 1) untuk mengkaji apakah
penyampaian kisah tokoh besar di bidang matematika sebelum materi pelajaran
disampaikan mampu meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika; 2)
untuk mengidentifikasi keberhasilan proses mengajar menggunakan teknik
penyampaian motivasi melalui kisah tokoh besar di bidang matematika dengan
menganalisis ketuntasan belajar matematika siswa pada materi penjumlahan dan
pengurangan ribuan; 3) untuk mengidentifikasi tanggapan siswa terhadap materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan ribuan sesudah disampaikannya kisah tokoh
besar di bidang matematika.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk
guru sekolah dasar dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dalam materi
pembelajaran menjumlahkan dan mengurangkan bilangan ribuan. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan guru
untuk memperbaiki metode pengajaran menjadi lebih menyenangkan dengan mengenalkan
tokoh besar di bidang matematika kepada siswanya. Penelitian ini juga memberikan
gambaran tentang berapa besar pengaruh peningkatan
motivasi siswa terhadap ketuntasan belajar dalam memahami materi penjumlahan
dan pengurangan bilangan ribuan.
Tinjauan
Pustaka
Motivasi
sangat dibutuhkan dalam proses belajar matematika. Motivasi menurut Uno
(2009:8) adalah dorongan dan kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan
tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Sedangkan menurut Solichatun (2007:7)
motivasi belajar matematika menggambarkan dorongan, keinginan dan kebutuhan
siswa untuk belajar matematika yang terlihat kemauan siswa dalam mengerjakan
soal yang diberikan. Pemberian motivasi sebelum proses belajar dimulai, menurut
Shaleh (2008:42) memeiliki pengaruh yang kuat pada anak didik untuk mampu
menghadapi berbagai rintangan yang ada di depannya, motivasi yang kuat juga menjadi
sebuah energi agar siswa mampu menghadapi berbagai tantangan dalam belajar
matematika pada materi apapun. Tidak menyerah ketika mengerjakan soal yang
sulit, tidak akan mengeluh dalam menghadapi berbagai soal ulangan dan mampu
mengerjakan secara mandiri.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh
guru dalam membangkitkan motivasi siswa dalam belajar matematika. Menurut
Shaleh (2008:86) sepenggal cerita inspirasi ternyata mampu menggugah emosi dan
semangat bagi seseorang. Teknik seperti ini dapat diterapkan oleh guru sebelum
menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya. Hampir semua tokoh di
bidang matematika dapat memberikan inspirasi yang luar bisa. Anak didik tentu akan terkagum–kagum dengan
cerita tersebut. Misalnya, cerita Carl
Fiedrich Gauss yang mampu menghitung dengan cepat dalam hitungan detik.
Kisah Carl Friedrich Gauss dapat
dijadikan sebagai kisah insipirasi bagi siswa dalam meningkakan motivasi
belajar matematika. Carl Friedrich Gauss merupakan salah satu ilmuwan hebat
dunia, ia juga diakui sebagai ahli matematika terbesar sepanjang masa. Hal ini
cukup beralasan, sebab ia memang jenius sejak kecil. Pada saat Gauss berusia
tiga tahun, ia berhasil menemukan kesalahan yang dilakukan ayahnya waktu sang
ayah melakukan kalkulasi di bidang keuangan. Gauss melakukan hal yang
menakjubkan lagi saat ia berada di sekolah dasar. Pada waktu itu guru
matematikanya meminta murid-murid menjumlahkan bilangan-bilangan dari 81297 + 91495 + 81693 + … + 100899. Gauss berhasil
menyelesaikan soal tersebut beberapa detik setelahnya.
Setelah pemeberian motivasi diharapkan
siswa dapat menunjukan perilaku sesuai dengan indikator siswa yang termotivasi
untuk belajar. Menurut Solichatun (2007:28) indikator siswa termotivasi untuk
belajar : 1) senang mengikuti pelajaran; 2) tidak merasa bosan saat belajar; 3)
mengikuti pelajaran dengan sunguh-sungguh; 4) mengerjakan tugas yang diberikan;
4) merasa bahwa belajar adalah kebutuhan; 5) merasa aman belajar; 6) memiliki
rasa ingin tahu yang besar; 7) percaya diri untuk berprestasi.
Untuk mengukur motivasi siswa dalam
belajar dapat dilakukan dengan mengidentifikasi indikator tersebut. Solichatun
(2007:28) menambahkan jika siswa sudah termotivasi dalam mengikuti pembelajaran,
mereka akan berlomba–lomba mengerjakan soal. Keadaan seperti ini diharapkan
mampu meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi matematika yang diajarkan.
Penyampaian motivasi ini dikatakan berhasil dapat dilihat dari banyaknya siswa
yang tuntas dalam mengerjakan test yang berkaitan dengan materi yang diberikan.
Metode
Penelitian
Penelitian dilaksanakan
di Madrasah Diniyah Nuurul Falaah. Pemilihan tempat ini bertujuan untuk
mendapatkan sample siswa dari berbagai sekolah dasar di Bandung.
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 7
dan 8 Maret 2011 . Subjek Penelitian adalah siswa kelas IV yang terdiri dari 20
orang siswa dengan komposisi perempuan 8 orang dan laki-laki 12 orang. Materi
yang di pelajari adalah menjumlahkan dan mengurangkan bilangan ribuan dengan
kisah tokoh Carl Friedrich Gaus.
Metode penelitian yang digunakan
adalah gabungan dari metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan untuk mengukur
tanggapan siswa terhadap penyampaian motivasi melalui kisah tokoh besar di
bidang matematika dalam belajar matematika. Perhitungan hasilnya menggunakan
presentase. Metode kualitatif juga
digunakan untuk melihat motivasi siswa berdasakan indikator yang ditetapkan
terlebih dahulu. Hasilnya dijelaskan secara deskriptif. Metode kualitatif digunakan dalam melihat
peningkatan motivasi siswa, hasilnya dinyatakan dalam bentuk persentase. Metode
kuantitatif digunakan dalam mengukur ketuntasan belajar siswa untuk melihat
keberhasilan proses belajar mengajar menggunakan penyampaian motivasi melalui
kisah tokoh besar di bidang matematika.
Teknik pengumpulan data
terdiri dari observasi, wawancara dan tes . Observasi menggunakan lembar
observasi untuk mengumpulkan data tentang peningkatan motivasi belajar siswa
dalam proses belajar mengajar. Wawancara menggunakan pertanyaan tertutup untuk
mendapatkan data tentang peningkatan motivasi siswa dalam belajar menjumlahkan
dan mengurangkan bilangan ribuan. Wawancara juga digunakan untuk mendapatkan
data tentang tanggapan siswa terhadap proses belajar matematika dengan
penyampaian kisah tokoh besar matematika sebelum materi pelajaran diberikan.
Untuk melihat motivasi siswa dalam belajar dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi. Lembar observasi berupa catatan mengenai perilaku siswa ketika
mendengarkan ketika penyampaian kisah tokoh Carl Friedrich Gauss dan perilaku ketika
mengerjakan soal yang diberikan. Catatan observasi mengacu pada indikator siswa
termotivasi. Test menggunakan 5 butir soal untuk mengetahui keberhasilan proses
belajar menggunakan metode peningkatan motivasi.
Hasil
Penelitian
Berdasarkan penelitian
tentang tanggapan siswa terhadap materi penjumlahan dan pengurangan bilangan
ribuan, yang dilakukan peneliti, diperoleh hasil 70% siswa menganggap materi
tersebut sulit, sedangkan 30% sisanya menganggap materi tersebut tidak terlalu
sulit. Mereka yang menganggap sulit mengatakan bahwa mereka sering mengalami
kekeliruan dalam menyelesaikan soal – soal materi tersebut.
Menurut pengamatan
penulis, selama proses pembelajaran, siswa di kelas terlihat antusias dalam
mengikuti pembelajaran. Mereka mengaku
senang belajar matematika dan mendengarkan kisah tokoh besar di bidang
matematika, yaitu Carl Friedrich Gauss.
Hal ini dapat dilihat dari lembar observasi yang diisi pada saat proses
belajar mengajar.
Hasil analisis terhadap
lembar obsevasi memperlihatkan bahwa rata – rata, mereka menunjukan perilaku
sesuai dengan indikator siswa yang termotivasi. Banyak diantara mereka sangat
kagum dengan Carl Friedrich Gauss, dan berkata mereka ingin seperti tokoh
tersebut. Mereka seksama mendengarkan kisah tokoh tersebut dan melontarkan
pertanyaan kepada gurunya seputar kisah yang diceritakan sebagai rasa
keingintahuan yang besar. Tampak ketika diberikan soal berkaitan dengan materi
yang dipelajari, sebagian besar siswa mengerjakanya sendiri, tidak gaduh, tidak
mengeluh dan terlihat percaya diri. Bahkan beberapa siswa berusaha mengingatkan
temannya untuk tidak mencontek. Tingkah laku siswa dalam proses belajar yang
digambarkan seperti itu menunjukan ada motivasi siswa dalam mempelajari materi
penjumlahan dan pengurangan bilangan ribuan.
Setelah proses belajar
mengajar selesai, dilakukan kembali wawancara untuk melihat peningkatan
motivasi mereka dalam belajar. Hasilnya 60% menyukai pelajaran menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan ribuan. Dari wawancara
yang dilakukan pada saat sebelum dan sesudah proses belajar tampak perbedaan
yang signifikan yang menunjukan adanya peningkatan. Mereka menganggap materi pelajaran lebih
mudah sesudah mereka mendapatkan
motivasi.
Menggabungkan hasil
wawancara dan lembar observasi, dapat disimpulkan bahwa siswa menjadi
termotivasi dalam belajar setelah diceritakan mengenai kisah tokoh besar Carl
Friedrich Gauss. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui mengenai tanggapan
siswa terhadap proses belajar. Sebanyak
70% siswa mengaku senang dengan proses belajar menggunakan teknik
penyampaian kisah tokoh besar matematika sebelum materi pelajaran diberikan.
Hanya 20 % siswa yang berpendapat biasa saja. Seluruh aktivitas siswa berjalan
dengan baik. Peningkatan motivasi ini juga terlihat dari ketuntasan belajar
siswa dari penilaian terhadap hasil kerja mereka menjawab soal yang diberikan,
sekitar 65 % siswa mendapatkan nilai di atas 65.
Pembahasan
Hasil penelitian
menunjukan kurangnya motivasi belajar matematika siswa sekolah dasar kelas IV,
terhadap materi penjumlahan dan pengurangan
bilangan ribuan. Mereka
mengatakan bahwa dalam proses menjumlahkan dan mengurangkan bilangan ribuan,
sering terjadi kekeliruan walaupun hanya satu angka. Kesalahan yang hanya satu angka ini jelas
sangat mempengaruhi nilai mereka.
Akibatnya, mereka menganggap bahwa materi ini sangat sulit dan
menakutkan. Kesulitan mereka dalam mengerjakan soal materi tersebut tidak hanya
berakibat pada buruknya anggapan siswa terhadap materi ini, tetapi juga membuat
siswa menyimpulkan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit. Keadaan seperti ini yang disebut dengan mathfobia, sesuai dengan yang disebutkan
oleh Shaleh (2008:31). Dapat disimpulkan
dari hasil wawancara pertama, menunjukan kurangnya motivasi siswa dalam belajar
matematika.
Lembar
observasi yang diisi pengamat saat proses pembelajaran berlangsung, menunjukan
adanya peningkatan motivasi belajar siswa.
Sebagian besar siswa menunjukan perilaku sesuai dengan indikator siswa
termotivasi yang telah di tetapkan
sebelumnya. Mereka menunjukan perilaku
sesuai indikator menurut Solichatun (2007:28) bahwa indikator siswa termotivasi
untuk belajar : 1) senang mengikuti pelajaran; 2)tidak merasa bosan saat
belajar; 3) mengikuti pelajaran dengan sunguh-sungguh; 4) mengerjakan tugas
yang diberikan; 4) merasa bahwa belajar adalah kebutuhan; 5) merasa aman
belajar; 6) memiliki rasa ingin tahu yang besar; 7) percaya diri untuk
berprestasi.
Siswa
mengikuti pelajaran dengan sungguh–sungguh. Mereka terlihat antusias terhadap
kisah Carl Friedrich Gauss yang diceritakan oleh guru mereka. Pada saat
menjelaskan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan ribuan yang sebenarnya
sudah mereka dapatkan di sekolahnya masing-masing, mereka masih mau
menyimaknya. Setelah menyimakkisah Carl Friedrich Gauss, banyak siswa yang
mengancungkan tangan dan berkata bahwa mereka ingin pintar menhitung seperti
Gauss kecil. Beberapa siswa kemudian
saling mengacungkan tangan menyampaikan apa yang menjadi cita-cita mereka. Bahkan
ada beberapa siswa yang mengatakan bahwa dirinya ingin seperti Gauss kecil yang
padai menghitung dan dapat membantu orang tuanya berhitung. Siswa terlihat
tidak bosan dalam belajar.
Saat diberikan soal pun
mereka antusias mengerjakannya. Sebagian
besar siswa terlihat percaya diri dalam mengerjakan soal tersebut. Mereka
saling mengingatkan untuk tidak mencotek ketika ada temanya yang berusaha
melihat jawaban siswa lain. Kondisi kelas sangat sunyi saat mereka mengerjakan
soal. Siswa terlihat asyik sendiri mengerjakan soal yang diberikan. Rasa
percaya diri siswa sangat tampak jelas ketika mereka mngerjakan soal. Keadaan
seperti ini sesuai dengan pendapat Solichatun (2007:28) tentang indikator siswa
termotivasi.
Hasil
wawancara setelah proses belajar mengajar selesai, menunjukan adanya tanggapan
yang positif dari siswa terhadap penyampaian kisah tokoh Carl Friedrich Gauss.
Sebagian besar berpendapat, materi ini menjadi lebih mudah. Menggabungkan hasil analisis lembar observasi
dan hasil wawancara, dapat disimpulkan bahwa siswa mengalami peningkatan
motivasi dalam belajar matematika. Peningkatan ini terlihat dari perbedaan
pendapat mereka terhadap pembelajaran matematika sebelum dan sesudah belajar
menggunakan teknik penyampaian motivasi melalui kisah toko besar matematika.
Hasil test menunjukan
bahwa sekitar 65 % siswa mendapatkan nilai diatas 65. Hal ini menunjukan bahwa
sebagian besar siswa memperoleh ketuntasan dalam belajar. Keadaan seperti ini sesuai
dengan harapan penulis mengacu pada pendapat Solichatun (2007:28) bahwa siswa yang
termotivasi akan berlomba-lomba mengerjakan tugas. Kesimpulanya, motivasi
belajar juga mampu meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang
diajarkan.
Kesimpulan
Dari seluruh rangkaian penelitian yang telah dilakukan,
mulai dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, hingga analisis data, dapat
disimpulkan beberapa hal, yaitu: 1) terjadi peningkatan
motivasi siswa setelah mendapatkan kisah tokoh besar matematika; 2) sebagian
besar siswa mendapatkan ketuntasan belajar matematika dalam materi penjumlahan
dan pengurangan ribuan; 3) sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif
terhadap pembelajaran matematika setelah diberikan motivasi.
Referensi
Nurhadyani,
Dini. (2011). “Penerapan Brain Based Learning dalam Pembelajaran Matematika
untuk Meningkatkan MotivasiBelajar dan Kemampuan Koneksi Matematika”. [Online].Tersedia:http//dinidinidini.wordpress.com/2011/01/04
/140. html. Yang direkam pada 23:27:12 GMT. [18 Februari 2007].
Shaleh,
Andri. (2008). Seni Mengajarkan
Matematika Berbasis Kecerdasan Majemuk. Bandung: Tinta Emas Publishing.
Solichatun. (2007). “Implementasi Kontekstual Dalam Pembelajaran
Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Motivasi Belajar Siswa SMP”.
Skripsi pada Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Uno,
Hamzah. (2009). Teori Motivasi dan
Pengukurannya Analisis Bidang Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar